semua yang kulihat seperti film fiksi yang tidak benaran terjadi.
Aku kembali dari perjalanan yang pernah kubayangkan tapi tak pernah aku harapkan datang secepat ini. Malam itu semua berjalan seperti biasa. Video call dari orang rumah menemani makan malamku. Aku ingat hari itu aku gofood ayam madura dari kantor yang sempat aku tawarkan kepadamu yang sudah terbaring lemah. Namun aku tak pernah tahu kalau itu makanan terakhir yang aku tawarkan kepadamu. Kamu mungkin sudah sadar akan ada hari ini sebelumnya namun sikapku masih saja dingin tak tahu apa-apa. Sehari sebelum Natal sampai aku kembali dari libur Tahun Baru Islam sikapku masih acuh tak acuh kepadamu. Syukurnya, aku masih sempat membelikan kurma terakhir untukmu dan semangkuk bubur Ta-wan yang sudah kamu minta sebelum kamu sampai di Semarang. Ibu bahkan sudah mewanti-wanti untuk menuruti semua pintamu agar tak ada penyesalan bila ini menjadi permintaan terakhirmu. Ternyata yang dibilang Ibu, benar terjadi. Semua seperti mimpi yang sampai sekarang masih belum aku cerna dengan baik. Perasaanku ya...