saya adalah orang.

Akhirnya bisa bilang: ya, aku adalah orang. Istilah setelah keterima ke pekerjaan yang sering dibilang idaman, terutama di mata orang tua dan calon mertua. Status yang katanya bikin hidup lebih aman, lebih jelas arahnya. Thank you big enough for You did! Satu-satu doa yang dulu sempat terucap akhirnya dijawab. Ada lega, ada haru, ada rasa seperti “akhirnya aku sampai juga.” Tapi setelah euforia itu mereda, muncul ruang kosong dalam hati. Pertanyaan yang berbisik: lalu apa? Apakah ini cukup? Apakah ini tujuan? Atau ini hanya sebuah tanda koma, bukan titik? Banyak orang jatuh bukan karena menabrak tembok besar, tapi karena tersandung kerikil kecil di jalan. Dan aku takut. Takut terlena dengan kenyamanan, takut terjebak dalam rutinitas yang membuatku lupa bermimpi lebih jauh. Aku pernah berjuang keras, pernah merasakan getirnya gagal, pernah menangis dalam doa. Maka saat pencapaian ini datang, aku ingin mengingat: jangan biarkan perjuangan berhenti hanya karena status sudah didapat. Lucun...