berdua menuju senja

Mereka bukanlah pasangan romantis, tak pernah beradu tatap mesra atau mengumbar kata sayang. Bahasa cinta mereka tak kasat mata, namun benar adanya. Tuan dan Puan yang sadar jauh berbeda—yang semakin dicari persamaannya semakin tak ditemukan, namun mereka tetap mencoba menjahit celah itu agar terasa utuh.

Jarak tak membuat mereka berjarak. Selisih keyakinan tak menggoyahkan tekad. Ombak telah mereka lalui, ujian datang silih berganti, waktu habis untuk meneguk cangkir masing-masing sambil menertawakan dunia.

Hingga senja itu tiba, angkasa merah menjadi saksi. Tidak ada pesta, tidak ada kata manis. Hanya dua jiwa yang mengerti bahwa cinta tidak selalu soal menyatu, tapi tentang bertahan dalam perbedaan tanpa harus saling menyeret.

Sebab pada akhirnya, cinta bukan milik siapa yang paling mirip, melainkan siapa yang paling berani tinggal—meski tahu suatu saat, senja akan tetap memisahkan.

Postingan populer dari blog ini

apa aku boleh bahagia?

semua karena bacotmu yang jahat.

orang hanya percaya dengan apa yang mereka lihat