apa aku boleh bahagia?

Disaat orang lain terlihat bahagia dengan hidupnya, aku malah semakin sesak dengan apa yang sedang kujalani. Sejujurnya semua pertanyaan yang mereka tanyakan juga sedang aku tanyakan ke diriku sendiri. Aku juga ingin seperti mereka, punya teman bercerita, punya keluarga kecil yang selalu tertawa bersama. Tapi kalau memang hal-hal itu belum waktunya atau bahkan tak bisa aku miliki, aku bisa apa?

Sulit buatku untuk percaya lagi ke seseorang. Sejak aku bisa memahami apa itu ditinggalkan, semua terasa tak ada yang benar-benar bisa melekat. Apalagi semua yang ada di muka bumi ini ada masanya masing-masing. Buatku membuka hati tidak semudah apa yang mereka katakan. Meskipun dia sudah bersamaku dan punya label milikku, tak ada jaminan kalau dia tidak akan meninggalkanku.

Aku sudah mencobanya berulang kali, yang awalnya sangat percaya diri bisa membuka diri, membuka hati, membuka kisah baru, yang ada aku malah semakin tenggelam di pikiranku sendiri. Luka yang kukira sudah mulai sembuh nyatanya malah kembali menganga. Aku malah semakin sering mempertanyakan diriku sendiri. Apa aku pantas dicintai? Apa aku boleh bahagia?

Aku tak tahu apa ini wajar ketika seseorang mempertanyakan kepantasan dirinya sendiri, mencari validasi untuk dirinya sendiri, apakah ia boleh bahagia? Di sisi lain ada rasa bersalah yang menghantui entah dari mana asalnya. Aku merasa cerita hidupku juga tak segelap milik orang lain. Tapi mengapa semua terasa salah kalau aku bahagia. Padahal sekitarku juga sibuk merayakan bahagia mereka masing-masing.

Aku tak seburuk itu tapi asumsiku sejauh ini.

Postingan populer dari blog ini

orang hanya percaya dengan apa yang mereka lihat

you going to be ok.

seharusnya kamu bahagia kalau aku tidak mengganggumu (lagi)