gambar seorang anak perempuan.

Seorang anak perempuan sedang menggambar sebuah rumah. Tak muluk-muluk yang ia ganbar dengan pensil hitamnya. Tangan mungilnya mulai menarik garis yang tentu saja tak serapi bila ia menggunakan penggaris. Ia memulai membuat garis horisontal yang membagi kertas itu menjadi dua bagian. Lalu ia membuat dua garis vertikal diatasnya. Garis itu sejajar, tak terlalu panjang sampai membagi bagian atas garis horisontalnya. Jaraknya pun cukup dekat. Diatas kedua garis vertikal tersebut, ia membuat segitiga yang tak terlalu tinggi. Kemudian ia menghias isi persegi tersebut dengan persegi lain dengan satu berukuran lumayan besar dan empat lagi yang berhimpit dengan ukuran yang lebih kecil. Tak lupa ia menggambar beberapa tanaman rumput perdu dan pepohonan di samping kanan kiri gambarnya.

Anak perempuan itu tak terlalu suka mewarnai. Ia membiarkan gambarnya berwarna hitam putih. Ia hanya memulas pensil warna hijau di samping kanan kiri dan bawah gambarnya. Di bagian atas gambarnya, ia memulaskan warna biru muda. Beberapa bunga juga ia warnai merah tua dan muda. Semua tampak cantik dan berwarna di sekitar "rumah" yang ia gambar. Bukan ia tak punya waktu untuk itu, ia memang hanya menginginkan banyak warna.

Tuhan, sesederhana itu saja inginku. Apa aku tak pantas untuk mendapatkannya? Apa pintaku terlalu muluk-muluk? Apa aku tak bisa seperti yang lainnya?

Aku tak perlu yang "terlalu", aku hanya ingin yang sesederhana mungkin saja. Tak apa kalau biasa saja karena aku hanya butuh yang seperti itu.

Postingan populer dari blog ini

orang hanya percaya dengan apa yang mereka lihat

you going to be ok.

another timeline, another life.