i am maybe small but i have universe inside my head.

Usai menikmati secangkir es kopi, kepalaku seperti ada cahaya lampu di dalamnya. Warna-warninya sampai menyilaukan mata. Semua yang tadinya buntu jadi punya banyak jalan untuk keluar. Seperti tulisan ini yang entah darimana dan bagaimana, aku mudah saja mengetiknya. Sepertinya aku sedang ingin banyak bercerita.

ada pesta di kepalaku setiap larut malam.

Tak ada malam yang bisa aku lewatkan tanpa ritual ini. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba berjubal minta jawaban. Aku yang tak pernah siap hanya bisa menghela napas. Mata ini sibuk memandangi layar komputer yang beberapa menit lalu sudah ingin dimatikan sebenarnya.

Malam ini dimulai dari perihal cincin. Malam-malam tanpa ada seseorang yang bisa aku hubungi sama sekali rasanya begitu hampa. Bolak-balik cek notifikasi, tak ada satupun. Di benak juga sudah tak ada tujuan lagi kepada siapa aku bisa bercerita. Padahal story lamaran sudah mulai banyak lagi, undangan sudah mulai berdatangan lagi. Tapi kapan giliranku?

Banyak ketakutan yang menghalangi setiap langkah yang mau aku ambil. Agama, orang tua, kasta, belum lagi weton. Kalau boleh, alu ingin tak menjadi milik siapa-siapa tapi apa aku siap dan bisa hidup sendiri seumur hidup? Paling tidak aku butuh teman bercerita yang sepadan dan mau berperang bersamaku.

Sejauh ini tak ada seseorang yang bisa di-prospek. Sekalinya ada yang cocok, dia sudah ada pasangan. Ada yang kira-kira mendekati sempurna, dia mundur karena beda keyakinan. Ada lagi yang sepertinya kusuka karena dia banyak pengalaman, dia masih belum selesai dengan dirinya sendiri. Lalu?

Saat teman sebangku SMP ku sudah punya tiga anak, aku masih sibuk nge-war tiket konser, sibuk daftar kerja kesana-kemari, dan sibuk menyuapi inner childku sendiri. Apa hidup tidak seadil itu? Apa bahagia di nilai dengan seberapa bahagia keluarga kecil yang dia punya sedang aku yang belum menikah dan menyibukan diri dengan diri sendiri dianggap tidak bahagia dan tidak punya pencapaian?

Tahun ini ganti kepala tapi yang ada cuma feel worry lost, unsure about the future. I dont know my wants, needs, goals, and values again. Boro-boro bicara soal pencapaian. Semua seperti tak pernah pantas untuk didapatkan.

Circle yang mulai sempit. Lingkungan kerja yang toxic. Rutinitas yang menghabiskan waktu. Rasanya aku sendiri tak punya waktu untuk "aku".

Aku mulai bingung dengan diriku sendiri. Aku seperti tak tahu "aku" yang sebenarnya. Lapisan topeng ini tak ada habisnya. Apa aku mulai kehilangan aku?
Aku tak bisa mengartikan isi kepalaku sendiri. Aku yang kadang hanya ingin diam, aku yang kadang ingin ada kontribusi, aku yang kadang perlu keramaian, aku yang kadang ingin menghilang, dan aku yang kadang aku sendiri tak habis pikir kenapa bisa menginginkan hal-hal yang tak biasa orang inginkan. Apa aku normal? Apa dewasa memang semembingungkan ini?

Postingan populer dari blog ini

ada hari yang patut disyukuri.

tangis yang kusimpan sendiri.

semua harus usai malam ini.