perayaan patah hati.

Aroma solar, rokok, pop mie, dan air laut bercampur. Gemuruh suara mesin dan teriakan pedagang menjajakan dagangannya diselingi dengan suara Nadin yang tak lelah menemani. Barisan pulau, lampu kota yang berkedip malu, dan penumpang yang lalu lalang mencari posisi terbaik meramaikan pemandangan. Semua berdendang indah selaras dengan gerak tenang ombak Selat Sunda. Gerimis kembali menyapa. Alam seolah menyemarakkan perayaan patah hatiku.

Aku turut senang, kamu menemukan belahan jiwamu. Orang yang selama ini kamu perjuangkan dan tunggu. Tak ada yang salah dengan ini semua. Hanya ada aku dan ekspektasiku yang menenggelamkanku dalam kepedihan yang berlarut. Paling tidak dengan kehadiranmu yang sebentar, aku menjadi tahu kalau aku tidak sepenuhnya mati rasa. Masih ada sisa-sisa perasaan yang sementara ini kembali kosong. Sembari aku membersihkan serpihan lukaku, ijinkan aku merayakan kesedihanku agar nanti ketika seseorang datang, aku tak melukainya dengan puing peninggalanmu. Sekali lagi selamat ya. Semoga ia memang yang kamu cari. Doa terbaik aku panjatkan untukmu.

Terimakasih sudah banyak merayakanku, menemani malam-malam gelap yang sampai sekarang masih temaram. Terimakasih untuk kasih tulus tanpa pamrih yang mungkin salah aku tangkap. 

Postingan populer dari blog ini

ada hari yang patut disyukuri.

tangis yang kusimpan sendiri.

semua harus usai malam ini.