merayu Tuhan

Apa salahnya menaruh harapan ke Tuhan. Toh, Dia sendiri yang bilang Matius 7:7 (TB) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

Tuhan, aku tak tahu lagi harus bagaimana aku merayu-Mu. Entah caraku yang salah, entah aku yang tidak bisa mendengar-Mu, atau memang Engkau belum menjawab doaku yang satu ini. Aku tahu kalau Engkau sudah tahu apa yang aku mau sebelum aku merayu-Mu lewat tulisan yang bisa saja dianggap banyak basa-basi menurut orang lain. Tapi tak tahu apa, ada sesuatu yang menggerakan hatiku untuk menyelesaikan tulisan ini.

Tuhan, jalan yang aku lewati memang belum jauh, masih banyak hal yang belum aku lalui, coba, atau bahkan aku ketahui. Tapi jujur aku sudah lelah berpura kuat, menahan air mata, dan berjalan sendirian. Aku sudah capek menghadapi dunia ini sendirian.

Aku lelah hanya menjadi pendengar cerita-cerita romansa orang lain. Aku lelah hanya menjadi penonton kisah cinta mereka. Jauh di dalamku juga menginginkannya. Aku ingin ada seseorang yang dengan tulus mau mendengarkan omong kosongku, tidak menghina semua ide konyol yang muncul dari kepalaku, dan mau menemani kemanapun aku pergi.

Aku ingin dia yang sepadan denganku Tuhan. Tidak perlu terlalu ganteng seperti In Sun, tidak perlu terlalu kaya seperti Raffi Ahmad, atau tidak perlu terlalu pintar seperti Pak Mahfud MD. Aku tahu Engkau lebih tahu batasku sampai mana Tuhan. Aku tahu Engkau akan memberiku sesuai kebutuhan dan kecukupanku. Engkau lebih tahu aku bahkan lebih dari aku sendiri.

Tuhan, aku sadar aku masih jauh dari kata siap. Tapi paling tidak, pertemukan aku dengan dia agar aku bisa mempersiapkan diri bersamanya. Agar aku tidak selalu merasa sendirian diantara orang-orang dekat yang kadang aku masih asing. Agar aku punya waktu untuk bisa dekat dengan dia. 

Tuhan, aku ingin seseorang yang bisa membuatku nyaman dekat dengannya, bisa aku anggap sebagai tempat pulang, bisa mensupportku secara mental, bisa men-treat-ku sebagaimana aku memanusiakan manusia lain, bisa memberiku sudut pandang lain tanpa aku merasa dijatuhkan, dia yang datang tanpa aku minta, dia yang ada tanpa aku cari dan bisa memperjuangkanku tanpa aku merasa berjuang sendirian lagi.

Apa aku banyak menuntut Tuhan? Aku aku tidak pantas mendapatkannya? 

Tuhan, semoga ini menjadi rayuanku yang terakhir, ya. Semoga detail yang aku sampaikan bisa sesuai dengan apa yang akan Engkau beri. Dan semoga tidak terlalu lama aku menanti rayuan ini Engkau kabulkan. Amin. 

Postingan populer dari blog ini

ada hari yang patut disyukuri.

tangis yang kusimpan sendiri.

semua harus usai malam ini.