ada hari yang patut disyukuri.

Aku tahu kalau namaku dijual agar dia tak berlama-lama dan tidak berakhir yang bukan-bukan disana. Tapi aku bersyukur, ternyata tanpa aku minta dan sadari, semua yang aku panjatkan dipenuhi dan ditambah oleh pencipta. Orang-orang sepeduli itu denganku.

Masih ada namaku di hati mereka.

Selama ini aku sadar diri kalau aku bukan siapa-siapa. Aku juga tahu kalau aku orang baru dan antah berantah yang datang di sepertiga akhir proyek. Aku minoritas dan aku tidak berekspektasi kalau mereka akan menerima aku sebegininya. Aku terlanjur membuat batas yang jauh. Aku sering menghilang dan bersikap bodo amat kepada mereka. Aku terlalu takut untuk dekat karena aku cukup tahu aku siapa. 

Sampai aku perlu seseorang diantara mereka. Entah darimana keberanian itu timbul. Mulutku yang jarang memohon pertolongan, lancar saja meminta. Aku perlu kehadirannya agar aku merasa nyaman duduk di sana seharian. Entah dia hanya tidur atau bermain handphone karena aku hanya butuh keberadaannya.

Lepas itu semua, kembali seperti semula. Aku dan bentengku, mereka dan dunianya. Namun, semesta seperti merobohkan pertahananku. Semua yang aku kira tak mungkin terjadi malah berbalik. Uluran tangan mereka menggapaiku yang tenggelam cukup dalam dan dekap tangan mereka terlalu erat memelukku. 

Aku menjadi seperti ekor mereka. Setiap ada mereka, selalu ada aku. Mereka memberi porsi semampuku, tidak memaksaku menjadi orang lain, dan tidak menyuruhku untuk menjadi seperti mereka. Banyak hal yang terjadi pada hidup mereka, namun mereka tidak menggurui. Pahit, manis yang dijalani diceritakan agar kelak aku si anak tengah sudah punya contoh harus bersikap seperti apa.

Aku belum tahu akhir cerita ini tapi perasaanku saat ini, sangat bersyukur.

Aku yang jauh dari keluarga menjadi punya keluarga baru. Aku yang kadang bingung harus mencari pertolongan kemana, sudah tahu siapa yang bisa dan mau menolongku. Aku punya alarm pengingat kalau aku berbuat terlalu jauh.

Ada hari dimana aku merasa sendirian, seperti hari ini aku menuliskan cerita ini di cafe baru di kota yang selama ini belum pernah aku bayangkan bisa singgah di sini, bertemu mereka, orang-orang asing yang siap memelukku ketika aku membutuhkannya. Aku yang tak terlalu percaya diri dengan diriku kadang merasa tak pantas menerima perlakuan baik mereka. Namun, bisa jadi ini kumpulan doa-doa kedua orang tuaku yang tak pernah putus untukku.

Untuk kalian, orang asing yang mau menerimaku apa adanya, terimakasih sudah menemani diriku yang sering menghilang. Terima kasih sudah mau datang kepadaku yang jauh dari sempurna ini. Terima kasih telah singgah di hidupku yang biasa saja. Maaf kalau sudatu hari nanti aku kembali menghilang dan mungkin tidak kembali lagi.

Postingan populer dari blog ini

tangis yang kusimpan sendiri.

semua harus usai malam ini.