aku belum bisa membencimu.

Hal yang sedari dulu aku hindari malah terjadi dengan manusia yang tak pernah kuduga sepertimu. Iya, dulu aku paling benci dengan hal yang berbau cinta. Seolah semua yang bersinggungannya akan menghancurkanku perlahan suatu hari nanti. Tak ada yang kekal dengan cinta kecuali deritanya. 

Banyak pertanyaan kupendam sendiri. Apa semua makhluk diciptakan berpasangan? Kalau benar mengapa rasio perbandingan lelaki dan perempuan tak seimbang? Mengapa manusia harus berpasangan bila bisa mendapatkan bahagianya sendiri? Itu yang terus aku patri dalam kepala sampai orang aneh sepertimu melepasnya paksa. 

Lucu ya, aku luluh dengan orang sepertimu. Seseorang yang biasa saja namun pesona bagai pangeran yang memberiku harapan, buaian cinta, dan masa depan. Kamu terlalu mudah untuk dikagumi baik lewat tindakan sederhana yang selalu berhasil membuatku terheran, tutur katamu yang tajam namun selalu benar, atau wajahmu yang tak terlalu tampan tapi juga tak pernah membosankan. Semua yang ada dalammu hampir membuatku terbuai untuk ikut bersamamu saja. 

Jantungku bekerja lebih keras ketika aku bersamamu. Semua tentangmu terasa tak masuk akal namun kamu yang membuatku nyaman seperti rumah yang selalu aku rindukan. Dan kamu sukses membuatku jatuh hati. 

Aku tak pernah bisa diam jika bersamamu. Jauh berbeda ketika aku berada di kantor atau arisan keluarga. Semua hal tentangku, selalu kuceritakan. Dari hal sepele tentang anjingku yang sering lupa kalau punya kaki sampai masalah kantor dan perihal masa depan yang menjerat jiwa. Bersamamu, semua isi kepala bisa kutumpahkan tanpa ada perisai yang menghalanginya. Aku betah mendengarkan cerita konyolmu walau jutaan kali kau ulangi, ocehanmu tentang multiverse yang semakin menggila, atau masalah film yang seringkali membuat kamu spoiler.

Diceritamu kepalaku lebih keras dari batu karang, egoku lebih luas dari lautan, gengsiku lebih tinggi dari Jayawijaya, sikapku lebih dingin dari Everest. Katamu, semua prioritasku hanya untuk diriku namun tak ada komitmen yang jelas untuk hubungan yang menjanjikan masa depan bersamamu.

Bertahun aku di dekatmu, kau hafal kejelekanku di luar kepala. Merajut kisah sebentar dengan harap menjadi teman hidup. Separuh jalan telah terlewati meski ada kecewa. Kesempatan demi kesempatan datang untuk jadi pembelajaran. Begitu tergila-gilanya aku sampai tak sadar langit abu-abu menghiasi malam-malamku. 

Satu hari di bulan Juni, aku tak sabar menunggu pukul tujuh. Aku memilih baju yang kuanggap pantas. Malam itu semua terasa biasa saja. Baumu masih sama dengan kemarin. Namun matamu tak pernah bisa berbohong. Kau katakan semua isi hatimu. Tangismu malam itu membukakan mataku kalau kita hanya sepasang anak manusia yang butuh ruang sendiri. Sekian lama kita tersesat dalam labirin panjang tanpa tahu dimana ujungnya.

"Kukira kita bisa." Aku tak sanggup melanjutkan kalimatku. Semua yang selama ini di kepala, semua angan yang tak pasti, semua harapan yang kita tulis bersama, semua sudah terjawab dalam tatap matamu sekaligus malam itu.

Aku mencoba mengerti perihal maaf yang kau beri. Semakin panjang kata di antara kita semakin menyadarkan dimana posisiku berada dan aku menerima itu karena aku tahu kalau aku tak bisa menjadi apa yang selama ini bukan aku. Aku terlalu rumahan untuk dirimu yang selalu berada di jalan. 'Kita' yang aku mau bukan yang seperti ini.

Aku ingin bersamamu dalam lembah maupun puncak. Banyak yang masih ingin aku lewati bersamamu, mencari hal baru yang belum pernah aku rasakan. Walau kadang jauh dari zona nyamanku tapi apapun itu aku menikmatinya karena bersamamu. Tapi kita tak bisa bersama lagi. Tak mungkin ada dua nahkoda dalam satu kapal.

Kompromiku ternyata tak sebesar yang kukira. Aku dan kau sudah tak bisa menjadi pahlawan untuk masing-masing. Kita tak bisa beranjak ketika kita bersama. Hati-hati di jalan, ya. Kini aku pulang sendiri. Aku akan mencoba memahami dunia ini dengan caraku sendiri. Terimakasih sudah sempat memberiku hati. 

I let you go and i know my soul.

i have found what I look for.

Aku belum bisa membencimu sekarang dan semoga tak akan pernah bisa. Semoga apa yang pernah kita lalui tetap menjadi memori yang indah di ujung ingatanku.

Postingan populer dari blog ini

ada hari yang patut disyukuri.

tangis yang kusimpan sendiri.

semua harus usai malam ini.